Freeport Indonesia Buka Opsi Bangun Smelter di Halmahera
PT Freeport Indonesia (PTFI) buka pilihan untuk membuat pabrik pemurnian atau smelter tembaga di Weda Bay, Halmahera tengah, Maluku Utara. Sekarang ini PT Freeport tengah mengulas kekuatan kerja sama dengan investor asal CHina , Tsingshan Steel yang disebut salah satunya investor di PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang berada di Halmahera.
"Benar-benar betul jika kami di-approach (dipepet) oleh Tsingshan yang berkemauan untuk membuat pabrik tembaga di Halmahera dan kami masih juga dalam step perbincangan," kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas diambil dari Di antara, Jumat (11/12/2020).
Pemerintahan sesungguhnya buka dua opsi untuk posisi smelter tembaga PT Freeport Indonesia. Pertama ialah di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Sedang opsi ke-2 berada di Teritori Industri Weda Bay punya PT IWIP, Halmahera tengah.
ayam birma jambul yang bagus dalam bertahan Perwakilan dari pemerintahan dalam masalah ini Mining Industry Indonesia (MIND ID) selaku holding punya BUMN, lewat Direktur Khusus Orias Petrus Moedak memberikan dukungan gagasan PT Freeport Indonesia untuk menggamit Tsingshan itu dan pilih posisi di Weda Bay.
Tetapi Orias menyaratkan jika ongkos pembangunannya kelak harus lebih kecil dibandingkan perhitungan awalnya di Gresik yang memerlukan investasi sebesar USD 3 miliar, di mana MIND ID sebagai induk usaha harus memikul beban USD 1,2 miliar sampai USD 1,5 miliar.
Sedang bila smelter itu dibuat di Weda Bay, nilai proyeknya diprediksi akan menurun jadi USD 1,8 miliar.
"Jadi, kami memberikan dukungan (smelter di Halmahera). Tetapi sekarang ini seluruh masih juga dalam step awalnya perbincangan," kata Orias dalam peluang yang serupa.
Persetujuan di antara Freeport dengan Tsingshan kelihatannya akan memerlukan waktu semakin lama.
"Kami ingin mengambil langkah cepat, tetapi kita memahami dalam kurun waktu dekat ini dengan tsingshan akan menghadapi 2x tahun baru, saat ini februari (imlek) yang akan berpengaruh pada berapa cepat beberapa keputusan penting diambil," kata Orias.
Freeport sendiri sampai sekarang masih menunggu keputusan final dari pemerintahan, sekalian lagi lakukan perbincangan dengan Tsingshan. Meski begitu, Tony Wenas menjelaskan perusahaan nanti akan pilih pilihan yang paling ekonomis.
"Kami pasti lebih prefer ke Halmahera," tutur Tony masih di pertemuan itu.